Report from Students

Laporan Studi Luar Negeri (inbound 2016: Institut Teknologi Bandung)

Bandung 05.24.2016

Ellian Jaisy Rahman
Institut Teknologi Bandung

Hai semua, namaku Jaisy. Bangga sekali rasanya bisa menjadi mahasiswa pertukaran pelajar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) di Universitas Ritsumeikan, salah satu kampus terkeren di Jepang, atau mungkin juga di dunia. Aku punya kisah menakjubkan yang ingin aku ceritakan kepadamu, siapkanlah secangkir teh hangat dan duduk santai di taman kesukaanmu sambil membaca ceritaku ini.

Mari kita mulai dengan cerita tentang pengalaman belajar di Ritsumeikan. Aku mengambil mata kuliah Problem Based Learning (PBL) dengan dosen Profesor Toyoda, Profesor Francis, dan Profesor Piyada. Kelas ini memberikan banyak sekali pengetahuan baru dan membuka mataku pada aspek penting sudut pandang global terkini, yang aku pikir sangat perlu untuk diketahui oleh para mahasiswa internasional. Sejujurnya, dosen-dosen di mata kuliah ini sangat menarik dan membuat kelas menjadi lebih menyenangkan. Profesor Toyoda dengan gaya rambutnya yang keren dan cara mengajarnya yang asyik, Profesor Francis dengan lelucon khas Jepangnya, dan aku tak akan lupa saat Profesor Piyada tiba-tiba memintaku untuk mencarikan film “Ayat-Ayat Cinta” untuk bahan mata kuliahnya yang lain. Kelas lain yang aku ambil, yang semuanya berkaitan dengan manajemen dan strategi bisnis internasional, juga membuatku takjub dengan cara mengajarnya, suasananya, dan fasilitas belajarnya yang supermodern. Dua dosen favoritku ialah Profesor Miyata dan Profesor Raupach. Mereka memperlihatkan analisis mendalam yang menarik tentang wawasan bisnis internasional melalui kisah di kelas-kelasnya.

Sekarang, mari lanjutkan cerita ke bagian paling menyenangkan yang ingin sekali aku sampaikan. Percayalah, para mahasiswa dan mahasiswi Jepang di Ritsumeikan adalah orang-orang paling ramah dan rendah hati di bumi ini, terutama para anggota TISA, yaitu perkumpulan kawan mahasiswa internasional. Mereka bahkan sudah menemani sejak hari pertama aku datang ke Jepang dengan koper yang sangat berat, lalu membantu mengurus KTP Jepang di kantor dinas, hingga petualangan menjelajahi kota Ibaraki –Taman EXPO’70 yang tak terlupakan- mereka selalu ada untuk memastikan bahwa aku menikmati setiap waktu yang aku habiskan di Jepang. Tentu saja cerita seru tidak berhenti di TISA, karena hingga menulis kisah ini, aku sudah mempunyai ratusan teman menakjubkan di kampus, yang terdiri dari mahasiswa Jepang dan juga internasional seperti dari Amerika, Perancis, Swedia, Norwegia, Rusia, Korea, Cina, Meksiko, Irak, dan negara-negara lainnnya. Aku juga bergabung dengan beberapa perkumpulan mahasiswa, seperti Delegasi Mahasiswa Internasional Universitas Ritsumeikan, Talkfest, SUP, COSMEDIA, dan lainnya.

Bercerita mengenai kehidupan sehari-hariku di Jepang, tentu saja akan menyinggung banyak hal tentang budaya dan kebiasaan masyarakat di Jepang yang aku rasakan. Sekarang aku tahu mengapa Jepang sangat terkenal di kalangan masyarakat internasional. Salah satu temanku dari Thailand dan Amerika pernah mengatakan suatu hal menarik dan sangat menggambarkan apa yang kamu rasakan ketika hidup di Jepang, “Jepang, setiap hari adalah sebuah kejutan…”. Mataku menjadi saksi akan bagaimana kebersihan; ketepatan waktu; semangat dan etos kerja; penghargaan dan penghormatan antarsesama; teknologi modern; serta nilai-nilai lokal sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Jepang disini.

Siapapun dan di manapun kamu yang sedang membaca ceritaku saat ini, bersyukurlah karena kamu adalah orang yang beruntung karena dapat berhubungan dan merasakan pengalaman yang indah di hidupmu, serta membuat banyak momen yang abadi seperti di Kampus Universitas Ritsumeikan. Kampus ini akan memperlihatkan dan membuktikan padamu bahwa hidup bergitu pantas untuk dijelajahi mati-matian. Jangan hanya berhenti pada apa yang kamu ketahui saat ini, di Ritsumeikan kamu akan bertemu dengan hal yang tak terduga yang dapat mengubah hidupmu dan bagaimana kamu melihat dunia ini. Jika kamu bertanya apa yang benar-benar aku temukan di Jepang, cukup ingatlah dengan kalimat bijaksana ini, “akan selalu ada langit di atas langit penuh bintang itu”.